Imunisasi Hepatitis B Manfaat dan Kegunaannya Dalam Keluarga (Chairuddin P Lubis) Print

Sumber : e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara

Ditulis oleh :  Chairuddin P Lubis, Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Virus Hepatitis B (HVB) merupakan penyebab utama dari hepatitis akut dan kronik maupun kanker hati (kanker hati primer). Penyebaran penyakit universal dengan tingkat endemisitas yang tinggi di RRC, Asia Tenggara, Sub Sahara Afrika, lembah Amazon dan sebahagian kepulauan Pasifik. Didaerah ini 5-30% penduduk menderita infeksi kronik dan mengidap virus dalam tubuhnya (carrier) dimana hampir seluruhnya mengalami infeksi pada saat lahir atau berusia balita.

Prevalensi hepatitis B yang rendah ditemukan di Amerika Utara, Eropah Barat dan sebagian dari Australia, sedangkan daerah lain memiliki prevalensi sedang (intermediate).

Hepatitis B endemik pada manusia. Ditaksir 200 juta manusia terkena infeksi dan sebagian besar menjadi chronic carriers. Satu diantara 5 akan meninggal oleh kanker hati.

Mengingat akan tingginya angka kejadian dan dampak negatip yang ditimbulkannya maka pemberian vaksinasi terhadap Hepatitis B sudah menjadi pemikiran untuk diprogramkan, terutama pada anak dalam mencapai kualitas anak yang baik.

CARA PENULARAN

Penularan penyakit dapat terjadi dengan cara :

1. Vertical Transmission

Penularan dari ibu ke anak umumnya terjadi sewaktu proses persalinan dan ini terutama terjadi pada daerah endemik. Umumnya ini terjadi dari ibu yang darahnya dijumpai HBeAg positip, tapi hal ini bisa juga terjadi pada keadaan e antigen tidak dijumpai.

Umumnya bayi yang terinfeksi akan menjadi carriers dengan insiden yang tinggi dari HBeAg positip. Begitupun biasanya adalah asimptomatik, sebagian dari bayi sering terjadi kronik hepatitis dengan resiko pada usia dewasa untuk terbentuk cirrhosis hepatis dan primary hepatocellular carcinoma.

Mekanisme terjadinya infeksi pada perinatal tidak diketahui secara pasti, tetapi kemungkinan terjadi saat persalinan atau segera sesudah bayi dilahirkan sebagai akibat masuknya darah si ibu kedalam sirkulasi si bayi, tertelan darah si ibu atau secara tak sengaja terjadi inokulasi darah ibu ke bayi.

Resiko penularan secara vertikal juga tinggi apabila si-ibu menderita hepatitis akut pada masa triwulan kedua atau ketiga kehamilan ataupun 2 bulan sebelum proses persalinan. Penularan selama janin dalam uterus sangat jarang.

Penularan hepatitis B pada bayi ini tidak dapat dicegah dengan tindakan melahirkan bayi secara operasi. Sectio caesarian ataupun dengan tidak memberikan ASI pada bayi yang dilahirkannya. Pencegahan hanya dapat dilakukan dengan memberikan hepatitis B immune globuline bersamaan dengan pemberian vaksinasi hepatitis B, yang harus diberikan dalam beberapa jam setelah bayi dilahirkan.

2. Secara sexual ataupun kontak langsung

Data terakhir menunjukkan bahwa penularan secara sexual dari hepatitis B merupakan cara tersering dibandingkan dugaan sebelumnya. Di negara maju penularan melalui cara ini merupakan yang sering, tetapi bagaimana cara pasti penularannya tidak diketahui secara pasti. Hal ini mungkin terjadi dengan masuknya cairan yang infeksies melalui daerah yang terluka sewaktu mengadakan hubungan. Pada keadaan ini penularan yang terjadi pada e antigen positip carriers adalah sebesar 20% pertahun. Pada homoseksual ini merupakan resiko tinggi untuk terjadi penularan.

Cairan tubuh telah terbukti dapat sebagai sumber penularan dan HBsAg telah dijumpai pada cairan saliva, seminal fluid, colostrum, ASI, cairan eksudat, cairan vagina, urine, tinja dan keringat. Begitupun pada beberapa kasus tidak dapat dipastikan apakah cairan tersebut mengandung partikel kuman yang infeksies atau hanya partikel surface antigen yang infeksies.

3. Darah dan produk darah

Penularan secara tak sengaja melalui per cutan dengan masuknya sedikit darah adalah jauh lebih sedikit daripada penularan yang terjadi secara vertikal maupun secara sexual. Keadaan ini dapat terjadi pada saat operasi atau pencabutan gigi, dimana alat yang digunakan tidak steril. Hal ini juga dijumpai pada penggunaan obat yang salah, penindikan telinga, lobang hidung ataupun pada tindakan akupuntur.
Penularan melalui transfusi darah donor harus terlebih dahulu di-screening terhadap hepatitis B.

4. Keadaan lain yang memungkinkan.

Cara penularan lain yang bisa terjadi adalah pada pembuatan tato, acara ritual dengan mempersembahkan darah, sirkumsisi dengan penggunaan alat yang tidak steril.

Penularan melalui gigitan serangga pengisap darah ataupun kutu busuk sangatlah jarang, kecuali pada simpanse dimana serangga tersebut segera setelah mengisap darah penderita berpindah lagi pada objek lain dan langsung mengisap darah kembali.

PENANDA SEROLOGIK

Pada infeksi dengan hepatitis B ada 5 penanda serologik (five immunologic markers), yaitu:

1. Hepatitis B surface antigen (HBsAg)

Merupakan penanda serologik yang pertama sekali dikenal. Blumberg yang menemukannya pada tahun 1967 dan disebutnya Australia antigen.

Seseorang dikatakan carriers atau pengidap apabila dijumpai HBsAg yang menetap selama 6 bulan.

Pada ibu hamil, penanda serologik yang diperiksa adalah HBsAg dan anti HBs. Bila HBsAg positip perlu diperiksa HBeAg, untuk menentukan daya penularannya. Hal ini perlu diketahui dalam rangka pemberian imunisasi pada bayi yang dilahirkannya.

2. Antibody against surface antigen (Anti HBs)

Didapati dalam tubuh setelah HBsAg berhasil dieliminasi oleh tubuh dan bila berlangsung seumur hidup.

Pada dewasa, beberapa orang akan kehilangan Anti HBs dan hanya dijumpai Anti HBc, ini hanya sebagai penanda adanya infeksi yang telah lewat.

3. Antibody againts core antigen (Anti HBc)

Anti HBc didapati didalam serum apabila terjadi replikasi aktif dari virus. Segera setelah infeksi akut, Anti HBc dibentuk dan terus menerus dijumpai beberapa tahun (kadang seumur hidup). Namun Anti HBc bukanlah antibodi yang protektif.

4. e Antigen (HBeAg)

Hanya dijumpai bersamaan dengan adanya HBsAg, merupakan infeksi akut dengan daya penularan yang tinggi, serta bentuk penyakit yang berat.

5. Antibody against e antigen. (Anti HBe)

Hilangnya HBeAg dalam serum akan digantikan dengan Anti Hbe. Hal ini merupakan pertanda berkurangnya daya penularan.

JENIS VAKSIN

Pada saat sekarang ini dikenal ada 3 type vaksin yaitu:

1. Human plasma derived

Vaksin ini berasal dari plasma dan merupakan generasi pertama. Dalam pemberiannya tidak dijumpai efek samping yang serius dan daya lindung yang dihasilkannya tidak berbeda dengan vaksin generasi kedua.

2. Recombinant

DNA recombinant vaccine, adalah HBsAg yang telah dimurnikan yang mana komposisinya identik dengan generasi pertama yaitu vaksin yang berasal dari plasma.

3. Polypeptide

Vaksin ini sampai sekarang hanya eksperimental dan penggunaannya belum lagi ditetapkan.

PEMBERIAN IMUNISASI

Dosis

Dosis yang dianjurkan berbeda antara anak dan dewasa. Pada anak dosis yang dianjurkan 10 ?ug/dosis : sedang pada dewasa 20 ug/dosis.

Tempat Penyuntikan

Semua vaksin hepatitis harus diberikan secara I.M. ini dilakukan sejak dibuktikan bahwa pemberian secara S.C. kurang baik dalam membentuk daya kebal.

Pada dewasa pemberian pada daerah deltoid lebih menghasilkan hasil yang baik dibandingkan bila pemberian dilakukan pada daerah gluteal.

Jadwal Pemberian

Vaksin diberikan selama tiga kali dengan pemberian pada 0, 1 dan 6 bulan. pemberian ulangan tergantung dari hasil pembentukan Anti HBs. Titer yang dianggap protektif adalah 10 mIU/ml.

Bagaimana pemberian pada bayi yang berasal dari ibu pengidap Hepatitis B. ?

Pada keadaan ini pemberian imunisasi tergantung pada hasil pemeriksaan darah si-ibu. Bila hanya dijumpai HBsAg tanpa adanya HBeAG pemberian imunisasi pada bayinya cukup dengan pemberian vaksin Hepatitis B 0,5 ml; sedang bila dijumpai keduanya maka pemberian vaksin Hepatitis B 0,5 ml diikuti dengan Hepatitis B immunoglobuline (HBIG) sebanyak 0,5 ml pada saat yang bersamaan tapi pada tempat yang berbeda.

Apakah pemeriksaan darah mutlak dilakukan sebelum pemberian vaksinasi?

Tidak, karena pemberian aktif imunisasi pada Hepatitis B tidak akan menambah berat keadaan bila anak tersebut mengandung kuman, dan bila dianya telah mempunyai daya lindung hal ini akan bersifat booster; sedang bila keduanya tidak dijumpai pemberian imunisasi ini sangat bermanfaat dalam pemberian imunisasi ini sangat bermanfaat dalam memberikan daya lindung pada anak tersebut.

Apakah vaksin Hepatitis ini dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lain?

Vaksin Hepatitis dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lain seperti Polio, BCG, DPT. Pemberian secara simultan ini tidak akan menghalangi pembentukan daya kebal yang akan dihasilkan oleh masing-masing vaksin.

KESIMPULAN

Pemberian vaksinasi Hepatitis B sudah saatnya dimulai, terutama pada mereka yang mempunyai resiko tinggi. Disamping ini dampak negatip dari penyakit ini sangat merugikan.

KEPUSTAKAAN

  1. Beastly R.P, 1988. Hepatitis B immunization strategies; Expanded Programme on lmunization. WHO/EPI/GEN/88.
  2. Elliot T.C, 1986. Hepatitis B. Directions. Program for Appropriate Technology in Health (PATH), vol. 6 No: 3.
  3. Goldwater P.N, 1987. Hepatitis B Vaccination: Present and Future. Medical Progress, September.
  4. Weiger R.A, ;Viral Hapatitis in Goldsmith R [and] Heyneman D, 1989 (ed). Tropical medicine and Parasitology. Appleton & Lange .
  5. Wiesenthal A. M, 1991. Immunization in Hathaway W. E., Groothuis J.R., Hay W.W. and Paisley J.W. (ed). Current pediatric Diagnosis & Treatment, 10 edition. A Lange Medical Book.
  6. Brunnel P.A. Hepatitis in Behrman R.E., Kliegman R.M., Nelson W.E. and Vaughan V.C. (ed). Nelson Textbook of Pediatrics 14th edition. W.B. Saunders, 1992.

------- End