banner
banner

Partners

banner
 
 

Artikel Bebas

Artikel Umum: Sirosis Hati (PPHI online) Print E-mail

Sumber : PPHI online -  Link  - 19 Februari 2013

Apa yang dimaksud sirosis hati?

Sirosis hati adalah jaringan parut (fibrosis) pada hati sebagai akibat dari kerusakan kronis hati yang bersifat ireversibel, dan ditandai dengan adanya penggantian jaringan normal dengan jaringan fibrosa sehingga sel-sel hati akan kehilangan fungsinya. Setelah sirosis berkembang, hampir tidak mungkin untuk menyembuhkan hati atau mengembalikan fungsi hati secara normal. Oleh karena itu sirosis ini merupakan kondisi serius yang memerlukan perhatian karena dapat mengakibatkan banyak komplikasi.[i]

Apa yang menyebabkan sirosis hati?

Sirosis memiliki banyak kemungkinan penyebab, kadang-kadang lebih dari satu penyebab terdapat pada pasien yang sama. Penyebab paling umum dari sirosis diantaranya:

  • Infeksi hepatitis B & C kronis (infeksi jangka panjang). Infeksi virus hepatitis B & C kronis dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada organ hati. Bila terinfeksi selama puluhan tahun dapat menyebabkan sirosis.
  • Mengkonsumsi alkohol dalam Jangka panjang. Sirosis terjadi pada 10% – 20% orang yang meminum alkohol selama bertahun-tahun. Alkohol menyebabkan kerusakan hati dengan menghalangi metabolisme normal protein, lemak, dan karbohidrat pada hati.

Penyebab lain sirosis meliputi:

  • Peradangan hati akibat autoimun. Sirosis dapat terjadi akibat kerusakan oleh proses reaksi imun yang abnormal terhadap hati, sehingga timbul reaksi peradangan menahun dan menyebabkan jaringan parut (fibrosa) dan sirosis.
  • Gangguan sistem drainase hati (sistem bilier), seperti sirosis bilier primer (primary billiary cirrhosis) dan kolangitis sklerosing primer (primary sclerosing cholangitis).
  • Efek samping obat-obatan.
  • Gangguan metabolisme zat besi dan tembaga (hemochromatosis dan penyakit Wilson).
  • Non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) dan non-alcoholic steatohepatitis (NASH). Pada NASH, lemak yang menumpuk di hati dapat menyebabkan jaringan parut. Penyebab ini terkait dengan penyakit diabetes, kekurangan gizi protein, obesitas, penyakit arteri koroner, dan pengobatan dengan obat kortikosteroid pada pasien. Kelainan ini mirip dengan penyakit hati alkoholik tetapi pasien tidak memiliki sejarah alkohol.[ii]

Apa gejala dan akibat yang ditimbulkan dari sirosis hati?

Gejala dan akibat yang ditimbulkan dapat disebabkan oleh sirosis hati atau karena komplikasinya. Gejala dapat berkembang secara bertahap, atau mungkin tidak terlihat  gejala sama sekali. Ketika timbul gejala, dapat meliputi:

  • Pembengkakan atau penumpukan cairan pada kaki (edema) dan pada perut (ascites).
  • Hipogonadisme, dengan gejala seperti impotensi, infertilitas, hilangnya dorongan seksual, dan atrofi testis (mengecilnya buah zakar).
  • Gynecomastia, proliferasi (pembesaran) jaringan kelenjar payudara pada pria, terlihat seperti karet atau padat yang meluas secara konsentris dari puting. Hal ini disebabkan oleh peningkatan estradiol sebagai akibat sekunder dari sirosis.
  • Spider angiomata atau spider nevi, lesi vaskular terdiri dari arteriola pusat yang dikelilingi oleh pembuluh yang lebih kecil (seperti laba – laba) biasanya pada daerah dada dan punggung.
  • Jaundice, yaitu menguningnya kulit, mata, dan selaput lendir karena bilirubin yang meningkat. Urin juga terlihat menjadi lebih gelap seperti air teh.
  • Gejala lain seperti: Kebingungan atau keterlambatan dalam berpikir, lemah, warna tinja pucat / tinja menjadi hitam, kehilangan nafsu makan, mual & muntah darah, mimisan & gusi berdarah, kehilangan berat badan.

Selain itu sirosis juga dapat menyebabkan beberapa komplikasi yang cukup serius diantaranya:

  • Gangguan perdarahan (koagulopati).
  • Penumpukan cairan (ascites) dan infeksi dari cairan di perut (peritonitis bacterial spontan).
  • Pembesaran pembuluh darah (varises) di perut, kerongkongan, atau usus yang mudah berdarah.
  • Peningkatan tekanan dalam pembuluh darah hati (hipertensi portal).
  • Gagal ginjal akibat sirosis (sindrom hepatorenal).
  • Gangguan paru-paru akibat sirosis (sindrom hepatopulmonae).
  • Kanker hati (hepatocellular carcinoma).
  • Gangguan mental seperti kebingungan sampai perubahan tingkat kesadaran, dan koma (hepatic encephalopathy).[iii]

Pemeriksaan apakah untuk mendiagnosis sirosis hati?

Bila dicurigai terkena sirosis, maka dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat tanda – tanda & gejala seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Kecurigaan sirosis terutama muncul bila pasien memiliki riwayat meminum alkohol berat atau terkena hepatitis kronis.[iv]

Jika diagnosa belum bisa ditegakkan maka dokter akan mendiagnosa menggunakan beberapa pemeriksaan penunjang, diantaranya:

  • Pemeriksaan darah – untuk menilai fungsi hati dan menentukan kemungkinan adanya kerusakan / cedera pada hati. Bila kadar ALT (alanine transaminase) tinggi, ada kemungkinan pasien menderita hepatitis.
  • Pencitraan – Pemeriksaan ini menggunakan alat, salah satunya USG, CT (computerized tomography), MRI (magnetic resonance imaging) dan transien elastography (FibroScan®) untuk melihat apakah terdapat kelainan / fibrosis pada hati.
  • Biopsi – yaitu pengambilan sampel kecil dari sel-sel hati yang diambil dan diperiksa dengan menggunakan mikroskop. Pengambilan sampel hati dengan cara memasukkan jarum halus di antara tulang rusuk kemudian ke hati. Biopsi tidak hanya dapat memastikan adanya sirosis, tetapi juga dapat mengungkapkan penyebabnya.
  • Endoskopi (gastroscopy) – yaitu dengan memasukkan kamera video ke tubuh pasien melalui kerongkongan kemudian turun ke lambung & usus kecil. Dokter akan melihat bagian dalam perut pada layar, untuk melihat adakah pembuluh darah yang membesar (varises) di kerongkongan, lambung dan usus kecil, yang merupakan tanda – tanda dari sirosis.[v]

 

Bagaimanakah pengobatan sirosis?

Pada umumnya, kerusakan hati akibat sirosis hampir tidak bisa kembali normal seperti kondisi awal pasien sehat, namun tindakan pencegahan yang tepat dapat menghambat dan menghentikan perkembangan sirosis serta mengurangi terjadinya komplikasi. Follow-up secara berkala perlu dilakukan dan dokter akan menilai perkembangan dari proses fibrosis / sirosis tersebut. Untuk pasien sirosis dianjurkan untuk:

  • Berhenti minum alkohol.
  • Batasi garam dalam diet.
  • Makan makanan bergizi.
  • Mendapatkan vaksinasi untuk  hepatitis A dan B (bila belum terjadi hepatitis A dan B).
  • Melaporkan kepada dokter tentang semua obat dan resep, termasuk obat herbal dan suplemen yang pasien konsumsi.[vi]

Bagaimanakah tindakan pencegahan untuk orang yang sehat?

Ada beberapa cara untuk mengurangi resiko terkena sirosis hati, yaitu:

  • Hindari alkohol.
  • Melakukan vaksinasi Hepatitis B.
  • Menghindari kontak seksual dengan penderita hepatitis B akut atau kronis.
  • Menghindari tatoo dan tindikan.
  • Menghindari berbagi barang pribadi, seperti pisau cukur atau sikat gigi dengan orang yang terinfeksi.
  • Makan yang seimbang, diet rendah lemak dan mengkonsumsi vitamin.[vii]

[i] PubMed Health, “Cirrhosis” http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0001301/ diakses pada tanggal 14 Februari 2013.

[ii] Ibid.,

[iii] PubMed Health, Op. cit.

[iv] Majalah Kesehatan, “Penyebab, Gejala, dan Penanganan Sirosis Hati”, http://majalahkesehatan.com/penyebab-gejala-dan-penanganan-sirosis-hati/ diakses pada tanggal 14 Februari 2013.

[v] MNT, “What Is Cirrhosis? What Causes Cirrhosis?”, http://www.medicalnewstoday.com/articles/172295.php diakses pada tanggal 14 Februari 2013.

[vi] PubMed Health, Op. cit.

[vii] PubMed Health, Op. cit.

 

----------- End   

 

 

 

Berbagi Bersama Kami

banner

Partners

Media Sosial

 

Visitor Counter

mod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_counter
mod_vvisit_counterHari ini20
mod_vvisit_counterKemarin277
mod_vvisit_counterMinggu Ini1839
mod_vvisit_counterBulan Ini1954