banner
banner

Partners

banner
 
 

Artikel Bebas

Penyakit Hepatitis – Bahaya & Pencegahan Hepatitis B (Dr. Taswin Prawira, SpPD) Print E-mail

Sumber : Website RS Mitra Kemayoran , Article link:http://www.rumahsakitmitrakemayoran.com/?p=1011

Ditulis oleh :  Dr. Taswin Prawira, SpPD , 04/01/2011

Penyakit Hepatitis merupakan suatu proses inflamasi yang mengenai sel – sel hati yang ditandai dengan gejala – gejala mual, muntah, demam yang biasanya tidak begitu tinggi (S<39C), lemas, warna air seni menjadi gelap seperti air teh, diikuti dengan mata dan badan menjadi berwarna kuning. Ini dinamakan gejala klasik penyakit hepatitis.

Tidak jarang penyakit hepatitis mempunyai gejala yang sangat ringan, sehingga penderita tidak menyadari sudah terjangkit penyakit hepatitis.

Ada juga gejala hepatitis yang sangat berat, disertai penurunan kesadaran sampai koma dan kematian dapat terjadi dalam beberapa hari (Hepatitis Fulminan). Umumnya angka kematian pada hepatitis fulminan dapat mencapai 80%.

Penyebab Hepatitis antara lain:

  • Virus (Penyebab terbanyak, disebabkan oleh 7 macam virus)
  • Bakteri
  • Bahan kimia / racun
  • Obat – Obatan
  • Alkohol
  • Dan lain – lain (metabolisme abnormal)

Saat ini ada 7 macam virus penyebab penyakit hepatitis yang sudah diketahui:

  • Virus Hepatitis A, penyebab Hepatitis A
  • Virus Hepatitis B, Penyebab Hepatitis B
  • Virus Hepatitis C, penyebab Hepatitis C
  • Virus Hepatitis D, penyebab Hepatitis D, harus ada co-infeksi dengan Hepatitis B
  • Virus Hepatitis E, penyebab Hepatitis E
  • Virus Hepatitis G, penyebab Hepatitis G
  • Virus TT

HEPATITIS B

Epidemiologi

  • Menurut data WHO dan CDC (USA), dari 6 Milyar penduduk dunia, 2 Milyar penduduk pernah terinfeksi Hepatitis B, 300-400 juta penduduk mengidap Hepatitis B kronis.
  • 15-25% dari pengidap Hepatitis B kronis meninggal karena sirosis hati dan kanker hati
  • Menurut data tahun 2003 jumlah pengidap Hepatitis B kronis di Indonesia berjumlah 13,3 juta orang dan mempunyai resiko mendapat kanker hati 223x populasi normal. 

PERJALANAN PENYAKIT

Hepatitis B disebabkan oleh virus Hepatitis B (HBV, Virus DNA). Virus ini dapat ditemukan didalam darah, air liur, cairan sperma, cairan vagina penderita hepatitis B.

Penyakit Hepatitis B dapat ditularkan melalui 2 cara:

  • Penularan Vertical. Penularan dari ibu pengidap hepatitis B ke bayi, yang terjadi saat melahirkan atau didalam kandungan.
  • Penularan Horizontal.Penularan antar individu yang terjadi melalui:
  1. Jarum suntik yang dipakai bersama, pisau cukur, tatto, tindik telinga, jarum akupuntur yang tidak steril, kontak melalui luka terbuka.
  2. Kontak dengan selaput lendir, dimana virus dapat masuk kedalam aliran darah melalui luka kecil diselaput lendir yang terjadi dengan cara : Hubungan seksual dengan pengidap Hepatitis B, berciuman.

Masa tunas (Inkubasi) hepatitis B berkisar 6 minggu – 6 bulan. Umumnya pada orang dewasa yang terkena infeksi Hepatitis B, 90% dapat sembuh dan timbul kekebalan terhadap virus hepatitis B. Sisanya 5-10% infeksi menetap dalam hati menjadi infeksi kronis yang selanjutnya dapat menjadi sirosis hati dan kanker hati dikemudian hari. Pada infeksi yang terjadi secara vertikal, 90% bayi paad infeksi kronis :

  1. Mengeliminasi atau menekan secara permanen hepatitis B Virus dengan demikian akan mengurangi nekroinflamasi hati (kadar HBV DNA sampai tak terdeteksi oleh pemeriksaan darah di laboratorium).
  2. HbeAG hilang dan anti Hbe (+)
  3. Fisik dan laboratorium (Fungsi hati) normal.

Pengobatan yang tersediaan saat ini:

Interferon : Bekerja dengan cara memodifikasi sistem kekebalan tubuh sehingga mampu menghancurkan sel hati yang mengandung virus hepatitis B (Interferon @2a)

Anti virus : bekerja dengan cara menekan perkembang-biakan virus, sehingga pembentukan virus baru terhenti.

Jumlah virus yang tinggi berkaitan erat dengan kerusakan hati dan resiko terjadinya kanker hati.

PENCEGAHAN

Pencegahan Umum :

  • Hindari kontak seksual dengan penderita Hepatitis B, termasuk kontak dengan cairan tubuh seperti ludah dan cairan sperma.
  • Hindari pemakainan alat suntik tidak steril, alat tindik, tatto, pemakaian narkoba suntik, berganti – ganti pasangan.
  • Skrining ibu hamil pada awal dan pada trimester ke-3 kehamilan

Pencegahan Khusus :

Imunisasi Aktif

Tujuannya adalah memotong jalur transmisi melalui program imunisasi bayi baru lahir dan kelompok resiko tinggi tertular Hepatitis B.

Sasarannya adalah :

  1. Bayi baru lahir dalam 12 jam pertama
  2. Anak dan remaja yang belum pernah diimunisasi
  3. Individu berisiko terpapar HBV berdasarkan profesi kerja
  4. Tenaga Medis
  5. Pasien Hemodialisa
  6. Penyalah guna obat
  7. Homoseksual, PSK, Heteroseksual dengan penderita HBV
  8. Kontak serumah dan kontak seksual dengan penderita HBV
  9. Individu yang berpergian ke area endemis HBV
  10. Kandidat Transplatasi

Untuk mencapai tingkat serokonversi yang tinggi dan konsentrasi anti HBs protektif (>10 U/ml), imunisasi diberikan dengan jadwal 0,1,6 bulan.

Efektifitas vaksin dalam mencegah HBV adalah 90-95%. Dalam keadaan normal, memori system imun dapat menetap sampai 12 tahun.

Pada kelompok non responder, diberi vaksinasi tambahan 1-3 kali, bila sesudah 3x vaksinasi tambahan tidak terjadi serokonversi (tidak timbul antibody), tidak perlu imunisasi tambahan lagi.

Pemeriksaan serologi (anti HBs) pasca vaksinasi tidak rutin dilakukan, kecuali pada :

  • Tenaga kesehatan seperti dokter, perawat
  • Bayi yang lahir dari ibu dengan HbsAG (+)
  • Pada penderita yang rutin menjalani hemodialisa, penderita AIDS (Immunocompromised person)
  • Pasangan suami / istri penderita Hepatitis B

IMUNISASI PASIF

  • Pada bayi yang lahir dari ibu dengan HbsAG (+) diberikan HBIg (Hepatitis B Immunoglobulin) dalam waktu kurang dari 12 jam, diikuti oleh pemberian vaksin.
  • Profilaksis (Pencegahan) pasca paparan :
  • Needle stick injuri dari sumber dengan HbsAg (+), HBIg diberikan dalam waktu kurang dari 48 jam.
  • Kontak seksual dengan penderita HbsAG (+), HBIg diberikan dalam waktu kurang dari 14 hari.

Faktor penyebab kegagalan pada vaksinasi :

Faktor Vaksin

  • ”Cold Chain” yang tidak baik
  • Jadwal pemberian yang tidak tepat waktu

Faktor Individu

  • Penderita gagal ginjal / kadar kreatinin yang tinggi
  • Usia, semakin dini diberikan, respon semakin baik
  • Pada orang dengan gangguan kekebalan tubuh (immunocompromised), penderita AIDS, Ko-infeks dengan virus hepatitis C

Pada individu yang non responder setelah 3x pemberian vaksinasi, dapat diberikan vaksinasi tambahan 2 bulan berturut 0 turut setelah vaksinasi yang terakhir.

Pada suatu study, didapatkan pemberian vaksinasi secara intradermal 20 ug, 5 x berturut – turut memberikan hasil yang baik pada individu non responder.

Saat ini sedang dilakukan studi vaksin baru yang dinamakan triple antigen vaksin yang memberikan respon lebih baik dari vaksin yang ada saat ini.

 

PENUTUP

Hepatitis B merupakan masalah global, khususnya di Indonesia dimana prevalensi penyakit ini masih sangat tinggi. Pentingnya deteksi dini, pencegahan penularan dengan pencegahan umum dan vaksinasi mempunyai peran yang sangat penting.

Penderita Hepatitis B kronis harus ditangani dengan baik untuk mencegah terjadinya sirosis hati dan kanker hati. Saat ini sudah tersedia interferon dan obat – obat anti virus untuk menekan kadar virus hepatitis B didalam darah seminimal mungkin. Yang dilahirkan dari ibu pengidap hepatitis B kronis akan menjadi pengidap hepatitis B kronis.

Pada seseorang yang terkena infeksi Hepatitis B, marker (Petanda) pertama yang muncul adalah HbsAg. Umumnya HbsAg akan menghilang empat sampai delapan minggu kemudian. Jika lebih dari 6 bulan, darah penderita masih terdapat HbsAg, maka dianggap penderita Hepatitis B kronis. Dengan berjalannya waktu, sebagian penderita Hepatitis B kronis dapat menjadi sirosis hati atau kanker hati.

Pada sirosis hati dapat terjadi pelebaran pembuluh darah di tenggorokan (varises esophagus) dimana dinding pembuluh darah sangat tipis dan jika pecah dapat menimbulkan perdarahan yang hebat (muntah darah dan BAB hitam) yang dapat menimbulkan kematian. Penderita juga dapat mengalami penurunan kesadaran sampai koma (koma hepatikum).

Jika seseorang pada pemeriksaan didapatkan HbsAg (+), maka harus diperiksa HBe Ag, Anti Hbe dan HBV DNA.

MARKER / PETANDA HEPATITIS B

  • HbsAg      : Infeksi virus Hepatitis B atau karier
  • HbeAg      : Virus sedang berkembang biak (fase aktif, infeksius)
  • HBV DNA  : Adanya virus Hepatitis B dalam darah, Viremia / ada kuman dalam darah
  • Anti HBs   : Penderita sembuh, atau timbul kekebalan setelah vaksinasi
  • Anti Hbe   : Virus non aktif (Tidak berkambang biak)
  • Anti HBc   : Infeksi kronis atau infeksi masa lampau


PENGOBATAN

Pada infeksi akut :

  1. Penderita harus melakukan tirah baring, pada keadaan yang berat, perlu dirawat di rumah sakit.
  2. Dapat diberikan obat – obat yang melindungi fungsi hati (hepato protector).

 

------ End              

 

Berbagi Bersama Kami

banner

Partners

Media Sosial

 

Visitor Counter

mod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_counter
mod_vvisit_counterHari ini335
mod_vvisit_counterKemarin392
mod_vvisit_counterMinggu Ini1938
mod_vvisit_counterBulan Ini9707