banner
banner

Partners

banner
 
 

Artikel Bebas

Hepatitis Virus A dan B Selayang Pandang (Prof. H. Ali Sulaiman) Print E-mail

Sumber : Klinik Hati Prof. Ali Sulaiman, http://klinikhati-profalisulaiman.com/hepatitis_virus_A_dan_B1.htm . 21 Juli 2010

Ditulis oleh : Prof.Dr.H Ali Sulaiman Sp.PD, KGEH ( Divisi Hepatologi Dep.  Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia )

 

 

PENDAHULUAN

Jika kita berbicara hepatitis Virus dalam arti sempit maka yang dimaksud adalah penyakit hepatitis (peradangan hati)  yang disebabkan oleh 7 virus hepatitis yaitu virus hepatitis (A,B,C,D,E,GB, dan TT). Virus yang 7 ini jika masuk kedalam tubuh akan langsung mencari organ hati yang akan menjadi tempat tinggalnya dan berkembang biak. Setelah cukup banyak jumlahnya (masa inkubasi), baru akan terjadi keluhan dan gejala. Masa inkubasi ini berbeda-beda lamanya. Contoh untuk hepatitis A masa inkubasi memakan waktu 2 minggu sampai 6 minggu, sedangkan untuk hepatitis B dari 6 minggu  sampai 6 bulan.

 

Bagaimana caranya virus tersebut masuk kedalam tubuh juga berbeda-beda. Dalam arti yang luas hepatitis bisa disebabkan oleh banyak faktor penyebab, misalnya karena  toksin, obat-obatan, virus lain selain virus hepatitis diatas, bakteri, berbagai penyakit dan banyak lainnya. Penyebab yang disebut belakangan, mereka mengganggu hati, namun tujuan utamanya bukan hati. Sebagai contoh penyakit demam tifoid selain menyerang usus kecil dapat juga menyebabkan hepatitis tifosa, hepatitis tuberkulosa, hepatitis amubika, dll. Dalam kesempatan ini saya akan menyampaikan hanya mengenai hepatitis virus A dan B.

 

HEPATITIS VIRUS A AKUT

 

Caranya virus hepatitis A (VHA)  masuk kedalam tubuh adalah melalui mulut (makanan yang tercemar oleh VHA) Jangan dikira bahwa jika kita makan direstoran berbintang 5 tidak mungkin kita tidak terkena infeksi VHA. Coba kita bayangkan dari mana datangnya sayuran sampai ke dapur hotel, dan kita memakannya dalam bentuk yang segar, artinya sayuran itu kita makan tanpa dimasak dahulu dan kebetulan sayuran tadi tercemar oleh VHA, tentu virusnya masih ada dalam sayuran tersebut. Virus hepatitis A hanya mati kalau direbus sampai temperatur 1000  Celcius  dan pastinya sayuran tersebut tidak segar lagi. Kebetulann kita yang memakan sayuran segar tadi, baca salad atau karedok, tidak mempunyai daya tahan tubuh berupa antibodi  terhadap VHA,  maka kemungkinan besar bahwa kita akan terkena hepatitis A akut (HAA) besar sekali.

 

Tentu saja kita tidak akan sakit karena terkena HAA besoknya atau bahkan seminggu kemudian, karena masa inkubasi HAA paling cepat 2 minggu. Bahwasanya HAA karena makan salad itu sudah pernah dilaporkan dalam literatur dan bukan sekedar suatu lelucon dan dikenal sebagai hepatitis salada.  Ada lagi satu kebiasaan yang bisa memungkinkan bahwa seseorang tertular oleh VHA, ketika sewaktu ybs kehausan dan ingin minum. Sebenarnya orang tersebut sudah benar ia memilih air aqua yang pasti sudah bersih dan bebas dari kuman atau virus hepatitis A.  Namun kebetulan caranya meminum keliru. Seyogyanya  setelah botol  dibuka seharusnya airnya langsung diminum dari botolnya atau dengan memakai sedotan  yang bersih (tertutup kertas). Alih-alih diminum langsung, air aqua yang bersih dan bebas kuman atau VHA tadi dituang dulu kedalam gelas, yang kebersihannya disangsikan dan karena ingin dingin maka ia minta es agar dimasukkan kedalam gelasnya. Kita tidak yakin juga akan kebersihan es batu tersebut, karena air yang dibuat untuk menjadi es batu di pabrik es tersebut, apakah direbus dahulu atau tidak?  Kalau kita membuat es dirumah pasti tentunya memakai air yang sudah dimasak

 

Secara kebetulan orang yang kita sebutkan diatas tidak mempunyai kekebalan terhadap VHA. Sebetulnya sederhana sekali untuk kita agar bisa terhindar dari infeksi HAA, yaitu dengan meminum air dan memakan makanan yang telah dimasak, Insya Allah kita terhindar dari infeksi hepatitis. Anda ingin terbebas dari tertular HAA?  Selain membiasakan makan makanan yang dimasak dengan baik, tentunya harus mengetahui apakah kita sudah mempunyai antibodi terhadap virus hepatitis A. Caranya mudah yaitu dengan cara memeriksakan  darah. Kita minta diperiksa terhadap anti VHA dan melihat,  apakah kita sudah mempunyai anti-VHA (antibodi) terhadap VHA atau tidak. Jika anda sudah mempunyai anti-HAV maka Insya Allah anda akan terbebas dari kemungkinan infeksi HAA, walauun anda makan sayuran segar alias tidak dimasak. Anda tidak perlu kuatir makan direstoran tingkat apapun.

 

Kekerapan kejadian seseorang terkena infeksi hepatitis A mencerminkan tingkat higienis dan kebersihan lingkungan di mana kita tinggal. Jika di satu negara atau tempat prevalensi anti HAA-nya tinggi, maka berarti kesehatan lingkungan atau kebersihan lingkungannya kurang baik. Jika diperiksa seluruh lapisan atau sebagian lapisan penduduknya diperiksa terhadap anti HAA, maka akan terlihat bahwa prevalensi anti HAA keseluruhan penduduk yang diperiksa akan tinggi.

 

Kebersihan keadaan higienis di berbagai tempat di Indonesia saja belum tentu sama. Di suatu daerah bisa saja lebih tinggi dibandingkan daerah yang lainnya. Misalnya laporan dari jayapura, angka yang sangat tinggi ditemukan. Anak-anak balita ternyata hampir seluruhnya sudah pernah terekspos, berarti anak-anak dibawah umur 5 tahun hampir seluruhnya sudah pernah mengalami infeksi HAA. Pada suatu penelitian di Jakarta, bandung dan Makasar prevalensi anak balita yang terkena hepatitis A sekitar 30-40%, dan pada usia 30-40 tahun hampir 70-90% sudah pernah terkena infeksi hepatitis A.

 

Bagi para dokter yang merawat penderita sakit kuning, data epidemiologik ini dapat dipergunakan untuk membantu menegakkan diagnosis secara cepat. Jika seorang menderita sakit kuning dengan usia di atas 50 tahun jangan diagnosa sebagai hepatitis A, karena kemungkinan bahwa penderita tersebut menderita sakit kuning (HAA) kecil sekali. Mungkin saja terjadi beberapa orang yang belum pernah kontak dengan VHA karena saking bersihnya dan tidak pernah jajan di luar atau memakan makanan yang tidak dimasak. bagi penderita yang sudah tua dan terkena penyakit kuning, dan kebetulan datang kepada anda, seyogyanya kita sebagai klinisi lebih dahulu menduga kuningnya disebabkan oleh penyebab lainnya dan bukan hepatitis A, misalnya kemungkinan hepatitis yang lain (B atau C), penyakit batu empedu atau bahkan kemungkinan suatu tumor.

 

KELUHAN DAN GEJALA HEPATITIS VIRUS A AKUT


Bagaimana keluhan dan gejala hepatitis A akut (HAA)?.  Hepatitis A selalu akut dan tidak menjadi konik. Umumnya HAA akan menyembuh sendirinya, kecuali jika sedang naas kita terinfeksi oleh penyakit hepatitis A fulminan atau sering disebut sebagai hepatitis A tipe yang ganas. Hepatitis A fulminan kejadiannya jarang, sekitar 0.05% saja. Kalau terkena keadaan ini prognosisnya buruk dan kebanyakan kasus berakhir dengan kematian. Pada umumnya para penderita terkena hepatitis A akut jenis yang klasik. Gejala hepatitis akut jenis yang klasik akan dimulai dengan  gejala prodromal, (preikterik), kemudian fase kterik (gejala kuning dimata dan kulit, dan akhirnya pasca iktetrik (rekonvalesensi). Umumnya penderita HAA akan mencari pertolongan dokter, karena baik penderitanya sendiri atau keluarga (orang tua) sangat takut dengan keluhan dan gejalanya yang pada awal sangat mengganggu, seperti  lemas, sakit perut, mual dan muntah serta tidak mau makan dan terlebih jika kuning sudah muncul.

 

Sering kali keluhan dan gejala awal ini didahului oleh keluhan dan gejala “flu-like syndrome”, yang dalam beberapa hari akan mereda sendiri dan diikuti dengan gejala yang mengagetkan, dimana kencing terlihat kuning dan berangsur lebih kuning. Gejala kuning dimata mata  timbul, yang dapat dilihat oleh orang awam (keluarga dirumah). Jika orang awam sudah bisa melihat warna kuning dimata, maka sebenarnya kadar bilirubin sudah mencapai nilai 7 mg%. Dokter seharusnya sudah bisa melihat warna kekuningan dimata lebih awal, yaitu pada nilai bilirubin direk 2-3 mg%. Oleh karenanya penerangan lampu ditempat praktek harus sukup terang untuk bisa melihat warna kuning dimata secara lebih dini, dan lebih dulu dari anggota keluarga. Paling mudah melihat warna kuning mata adalah dibawah cahaya terang matahari, misalnya cahaya luar melalui jendela yang cukup besar. Karenanya tempat tidur pemeriksaan penderita harus ditempatkan dekat dengan jendela.

          

Bagaimana kiat agar para dokter tidak kalah terlambat mendiagnosa HAA dibanding dengan keluarga? Seyogyanya tempat praktek para dokter dilengkapi pemeriksaan lab sederhana dalam hal ini ada pemeriksaan bilirubin urin. Pemeriksaan test dipstik lebih dahulu positip daripada kemampuan keluarga melihat warna kuning mata. Jika para dokter dapat mendiagnosis penyakit lebih dahulu dari para keluarga, Insya Allah para dokter yang melengkapi tempat prakteknya dengan laboratorium  akan ramai prakteknya.

 

PENATALAKSANAAN HEPATITIS VIRUS AKUT

 

Sebenarnya hepatitis Virus A akut tidak perlu perawatan, terutama pada penderita usia dewasa muda, kecuali kalau keluarga karena takutnya memaksa para dokter untuk minta dirawat. Sebaiknya jangan menolak keinginan keluarga. Sebaliknya hepatitis virus A akut pada usia yang dewasa yang lebih tua misalnya usia 40 tahun lebih, keluhan dan gejalanya bisa lebih berat, sebaiknya para dokter harus lebih waspada dan hati-hati. Jangan sekali-kali mengatakan “ah tidak apa-apa, tidak usah kuatir” dll , karena pernah terjadi dokter mengatakan kata-kata demikian  dan ternyata penderita terserang penyakit hepatitis akut fulminan yang sangat sering bersifat fatal;.

 

Diagnosis pasti HAA ditegakkan jika pemeriksaan IgM-anti HAV positip. Jika tidak ada fasilitas ini, maka seringkali gambaran laboratorium awal bisa dipakai prediksi kuat bahwa  pasien menderita hepatitis A akut, yaitu angka transamianse Alt dan Ast yang meningkat sangat tinggi, mencapai angka ribuan dan nilai Alt jauh lebih tinggi dari nilai Ast. Hepatitis virus akut jarang disertai gejala sakit perut yang hebat (kolik), karenanya jika timbulnya warna kuning dimata dan kulit disertai serang sakit kolik, maka harus dipikirkan  kemungkinan kolesistitis/kolelitiasis. Biasanya nilai gama GT akan tinggi sekali dan jauh lebih tinggi dari Alt yang sering ikut meninggi. Untuk mendiagnosis lebih mudah dan pasti pemeriksaan ultrasonografi akan menemukan batu empedu dengan segera.

          

Bagaimana menatalaksana penyakit hepatitis virus A akut?. Hepatitis virus A akut yang klasik yang merupakan bagian besar dari kasus  umumnya akan menyembuh  dengan sempurna tanpa keluhan atau gejala sisa. Pengobatan bersifat simtomatis. Pada fase preikterik penyakit (sebelum terlihat warna kuning baik di air seni mata atau kulit), dapat diberikan panadol jika ada keluhan demam dan mengganggu. Tidak jarang penderita mengeluh sangat lesu  dan disertai mual dan sampai muntah, maka sebaiknya diberikan  obat anti-mual atau anti-muntah dapat diberikan. Jika penderita dirawat dapat diberikan infus cairan atau makanan. Keluhan  biasanya mereda dan penderita merasa baik dan bisa mulai makan dalam waktu yang singkat, namun justru gejala kuning dimata dan  kulit menjadi nyata. Nilai Alt (SGPT) dan Ast (SGOT) yang biasanya sangat tingggi pada awal-awal penyakit dan sering mencapai ribuan, dengan cepat menurun pada akhir minggu pertama; sebaliknya nilai bilirubin direk justru mulai meningkat.

 

Yang sering merisaukan penderita adalah rasa gatal mulai timbul dan makin meningkatnya kuning. Seringkali dokter harus memberi antihistamin, kadang-kadang  cholestyramine. Kalau kuning sangat tinggi misalnya sampai diatas 15 mg%, maka kepada penderita dapat diberikan kortikosteroid. Dewasa ini sudah terbiasa para dokter memberikan obat-obat yang tergolong hepatoprotektor yang dapat membantu menurunkan kadar Alt dan Ast. Kadar bilirubin yang tinggi (kolestasis) sering harus dibedakan dengan kemungkinan adanya sumbatan dan kadang-kadang membutuhkan waktu yang lama untuk bisa menurunkannya. Biasanya bilirubin akan segera menurun setelah mencapai  nilai puncaknya. Rata-rata nilai bilirubin yang meninggi akan kembali mencapai nilai normal sekitar 1 bulan. Terlalu cepat kembali kekegiatan rutin sering mengakibatkan nilai angka laborotrium (Alt dan bilirubin ) meningkat kembali. 

 

HEPATITIS VIRUS B AKUT

 

 

Virus hepatitis B (VHB) dapat menyebabkan hepatitis virus B akut atau hepatitis B kronik.  Hepatitis virus B akut jarang terdiagnosa, karena keluhan dan gejalanya yang kurang nyata, sehingga luput dari pengawasan dan tidak terdeteksi atau terdiagnosa. Kalaupun ada keluhan atau gejala, sering bersifat hanya ringan saja, dan kejadian hepatitis B akut yang asimtomatik bisa mencapai  lebih dari 70%. Sebanyak 30 % HAA dapat disertai keluhan dan gejala, yang biasanya berupa  kehilangan nafsu makan, mual, dan rasa tidak enak disakit perut diatas daerah hati. Warna kuning  di kulit  dan mata bisa terlihat. Biasanya. Seseorang diduga menderita hepatitis B akut jika ybs diketahui tercemar oleh kemungkinan VHB misalnya seorang perwat tertusuk jarum yang mungkin mengandung VHB, seorang pegawai laboratorium terhisap serum yang positip HBsAg dan kemudian dalam perjalanannya mereka memperlihatkan keluhan dan gejala  hepatitis virus. Periode dari saat diduga tercemar sampai saat timbul keluhan dan gejala rata-rata mengambil waktu 90 hari, dengan masa inkubasi tersingkat 1,5 bulan dan terlama 6 bulan. Pada umumnya  keluhan dan gejala dirasakan ringan sampai sedang, namun seringkali menghilang dengan sendirinya tergantung daya tahan tubuh orang tersebut. Namun bisa terjadi pada penderita lainnya keadaan gagal hati (fulminant hepatic failure).

 

Apabila seorang penderita hepatitis akut dan kemudian ybs tidak menyembuh, dimana ternyata virusnya tidak bisa menghilang dari dalam tubuhnya, maka ia akan masuk kedalam keadaan kronik atau menahun. Apakah seseorang yang terkena hepatitis akut bisa berkembang menjadi menahun atau menyembuh sempurna, sangat tergantung pada umur saat ia terkena infeksi. Misalnya infeksi hepatitis B terjadi pada masa bayi dimana infeksi berlangsung saat persalinan dari seorang ibu yang menderita infeksi HBV kepada bayinya, maka sekitar 90% bayi lebih yang terinfeksi akan berkembang menjadi menahun dan terjangkit hepatitis kronik sampai dewasa. Jika infeksi ini tidak dicegah dengan cara vaksinasi pada saat 2X 24 jam setelah lahir maka infeksi bisa terjadi. Oleh karena itu imunisasi bayi dengan  jalan menyuntik bayi segera sesudah lahir menjadi suatu keharusan dan Insya Allah dapat mencegah kejadian infeksi hepatitis B pada bayi-bayi yang baru lahir tersebut.

 

Apabila infeksi hepatitis B terjadi pada bayi usia lebih lanjut sampai usia anak-anak balita, maka infeksi menahun hanya terjadi pada 20-30% saja jauh lebih kecil kejadian kroniknya. Lebih-lebih jika infekasi  hepatitis B nya terjadi pada anak-anak muda atau dewasa, maka kejadian hepatitis menahun hanya terjadi pada 5-10% kasus saja. Jadi betapa arti penting upaya imunisasi bayi-bayi segera setelah persalinan. Kita sangat berterima kasih kepada pemerintah yang telah mencanangkan vaksinasi hepatitis B secara bagi bayi-bayi yang baru lahir sampai umur satu tahun.

 

KELUHAN DAN GEJALA

 

 

Umumnya keluhan dan gejala hepatitis akut B sama dengan keluhan dan gejala hepatitis virus akut yang lainnya. Dimulai dengan tidak nafsu makan, mual, muntah. Walaupun umumnya keluhan dan gejala tidak terlalu berat namun pada beberpa kasus bisa berat dan memerlukan perawatan. Kuning (ikterus) biasanya merupakan gejala yang paling mudah dikenali,namun hanya ditemukan pada 30% kasus hepatitis B akut. Mayoritas kasus dengan hepatitis B akut justru tidak mengalami penguningan pada mata dan kulit. Pada kenyataannya penderita dengan hepatitis akut sering tidak menyadari bahwa dirinya sakit dan keluhan dan gejala akan menghilang dalam waktu 1-3 bulan. Yang sering dirasakan adalah perasaan  cepat cape yang bisa dirasakan untuk waktu yang lama.

 

 

DIAGNOSIS

 

Diagnosis pasti ditegakkan jika pada pemeriksaan darah ditemukan HBsAg dan IgM-antiHBc positip. Sistem imun tubuh terhadap virus biasanya sangat efeektif, karena pada umumnya orang dewasa yang terinfeksi virus umumnya dapat menyembuh dan mengatasi infeksinya.  Namun demikian sejumlah penderita tidak bisa menghilangkan virus HB dari dalam tubuhnya dan mereka berkembang menjadi hepatitis B kronik.

 

PENGOBATAN

 

Sekitar 95% penderita hepatitis B akut dewasa akan menyembuh dari penyakitnya dengan sendirinya, karenanya tidak diperlukan pengobatan khusus. Kadang-kadang Hepatitis B Akut disertai dengan keluhan dan gejala, apabial hal ini terjadi maka penatalaksanaannya sama sepeti pada penderita dengan hepatitis A akut yaitu teruatama bersifat simtomatik.

 

PENULARAN

 

Virus hepatitis B dapat dengan mudah ditularkan melalui cairan tubuh yang berkontak dengan darah atau membrana mukosa Cairan tubuh yang bersifat infeksius adalah darah, air liur, semen, dan sekret vagina.Virus bisa pula ditularkan melalui kontak seksual, kontak yang sangat erat, penggunaan jarum suntik bersama dengan pengidap, liwat persalinan dari ibu pengidap ke-bayi-nya sewaktu proses persalinan, disebut sebagai transmisi perinatal. Sekarang telah menjadi tindakan rutin pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi-bayi yang baru lahir.

 

PENCEGAHAN

 

Infeksi HBV dapat dicegah dengan imunisasi.Vaksinasi  bersifat aman dan tidak terlalu mahal. Sediktnya telah terdapat 4 vaksin hepatitis B di Indonesia. Sekarang telah menjadi tindakan rutin pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi-bayi yang baru lahir Orang-orang tertentu mempunyai risiko tinggi untuk tertular infeksi HBV (kelompok risiko tinggi), karenanya perlu mendapatkan vaksinasi segera. Mereka adalah pekerja kesehatan, pengguna obat suntik, para tahanan di penjara dan orang-orang yang sering ganti partner seksualnya. Anak-anak muda dibawah usia 18 tahun juga seyogyanya menerima vaksinasi.

 

HEPATITIS VIRUS B KRONIK

 

Didunia lebih dari 2 milyar orang, atau  1/3 penduduk dunia telah pernah terinfeksi  oleh VHB. Sedangkan hepatitis B kronik saat ini menyerang sekitar 400 juta  penduduk didunia. Walaupun vaksin hepatitis B telah ditemukan sejak lebih 2 dekade dan vaksinasi masal telah dicanangkan pada lebih dari 100 negara didunia, namun infeksi VHB masih tetap merupakan problem kesehatan dunia yang sangat besar. Diperkirakan 500.000 orang meninggal setiap tahunnya karena penyakit yang disebabkan oleh VHB, terutama karena sirosis hati dan atau karsinoma hepatoseluler (kanker hati).

 

APAKAH KELUHAN DAN GEJALA HEPATITIS B KRONIK ?

 

Keluhan dan gejala hepatitis B kronik bervariasi tergantung berat ringannya kerusakan hatinya. Keluhan dan gejala bisa dari yang sangat ringan atau seringkali tidak ada sampai kepada yang berat. Pada umumnya justru kebanyakan penderita hepatitis B kronik tidak mempunyai keluhan dan gejala selama awal-awal terinfeksi atau bahkan sampai belasan tahun. Mereka terdiagnosis secara kebetulan saja ketika mereka mengadakan check up untuk berbagai keperluan, seperti untuk kenjadi pegawai negeri, pegawai perusahaan atau untuk masuk pendidikan polisi, ABRI dll. Mereka sangat terkejut ketika diberitahu bahwa mereka mengidap hepatitis B, karena mereka yakin selama ini sehat selalu dan tidak mengeluh keluhan apapun. Keadaan seperti ini merupakan problem sosial, karena syarat untuk  lulus test kesehatan untuk melamar pekerjaan apapun para calon pegawai tersebut harus bebas dari adanya HBsAg didalam darahnya, padahal jelas itu tidak mungkin terjadi dalam waktu yang dekat dan siapapun tidak bisa menduga kapan akan hilangnya HBsAg dari dalam darahnya, termasuk para dokternya. Keadaan tersebut menjadikan suatu stress dan tekanan psikologik, tidak saja terutama untuk yang bersangkutan, namun juga untuk kedua orang tuanya, suami atau isteri dan keluarga. Padahal sebenarnya para pengidap tadi umumnya mereka bisa bekerja penuh, dan seringkali juga tidak menularkan.

 

BAGAIMANA HEPATITIS B DIDIAGNOSA ?

 

Diagnosis hepatitis hanya dapat ditegakkan dengan test darah khusus yang dikenal sebagai petanda hepatitis atau serologi hepatitis. Petanda serologi hepatitis dalam darah dapat memastikan dan membedakan bahwa seseorang sedang terkena infeksi akut atau menahun dengan mengadakan pemeriksaan darahnya. Virus HBV mempunyai 3 antigen: yaitu antigen surface (HBsAg ), antigen inti (HBcAg) dan antigen e (HBeAg).

 

 

HBsAg dan anti-HBs.

 

Adanya HBsAg didalam tubuh seseorang (hasil pemeriksaan HBsAg –positip) berarti bahwa seseorang sedang terinfeksi oleh virus HB. HBsAg akan terdeteksi dalam darah setelah seseorang tertular VHB sekitar 4 minggu. Seorang yang terinfeksi dan menderita hepatitis akut dan menyembuh,  maka didalam darahnya tidak ditemukan lagi adanya HBsAg setelah rata-rata 4 bulan sesudah mulai terjangkit penyakit. Penderita ini akan membentuk antibodi terhadap HBsAg yang dikenal sebagai antiHBs. Adanya antHBs akan mencegah terinfeksi kembali. Demikian juga seseorang yang divaksin akan mempunyai kekebalan terhadap infeksi dengan VHB, dengan terbentuknya antiHBs dalam darahnya. Penderita yang gagal mengusir virus pada saat terkena hepatitis akut akan berkembang menjadi hepatitis kronik. Diagnosis hepatitis kronik B ditegakkan  jika HBsAg berada dalam darah paling sedikit selama 6 bulan. Pada hepatitis B kronik HBsAg dapat ditemukan dalam darah untuk bertahun-tahun, dan antiHBs tidak akan muncul. Pada hepatitis akut akan ditemukan antibodi awal (IgM).terhadap hepatitis B core (anti-HBc IgM), kemudian akan digantikan oleh antiIgGanti HBc yang berkembang kemudian  dan menetap seumur hidup.

 

HBeAg, anti-HBe, and Pre-Core Mutan.

 

Hepatitis Be antigen (HBeAg) ditemukan dalam darah hanya apabila VHB masih aktip yang ditandai dengan masih berlangsungnya proses replikasi secara aktip. Jika sudah terbentuk antHBe atau dikenal proses serokonversi maka peritiwa ini menandai bahwa infeksi HBV tidak aktip lagi dan risiko penularan pun menjadi lebih  rendah. Pada beberapa individu yang terinfeksi VHB dalam perjalanan penyakitnya materi genetik virusnya bisa  mengalami perubahan struktur yang disebut sebagai mutasi pre-core. Akibat mutasi ini VHB tidak bisa lagi menghasilkan HBeAg, walaupun sebenarnya virus masih aktip bereproduksi. Ini berarti bahwa walaupun HBeAg sudah negatip namun (terjadi mutasi) namun VHB masih bersifat aktip dan masih bisa menularkan. Dalam hal kita jangan terkecoh oleh HBeAg yang menjadi negatip, karena walaupun sudah menjadi negatip, namun VHB tersebut tetap masih aktip.

 

HEPATITIS B VIRUS DNA.

 

Petanda terbaik reproduksi (replikasi) VHB adalah tingkat HBV DNA dalam darah (muatan virus atau “viral load”). Oleh karenanya jika pada seseorang ditemukan HBsAg –positip, maka sangat dianjurkan untuk ditindak-lanjuti dengan pemeriksaan HBeAg dan antiHBe serta HBV DNA utnuk melihat apakah VHB masih aktip atau sudah tidak aktip lagi. Ditemukannya HBV DNA sampai tingkat tertentu, menunjukan bahwa virus masih bereplikasi secara aktip. Pada hepatitis akut HBV DNA ditemukan dalam darah segera setelah infeksi, dan secara perlahan-lahan menghilang dari dalam darah, sesuai dengan proses penyembuhan. Pada infeksi hepatitis kronik titer HBV DNA  sering menetap tinggi untuk bertahun-tahun. Keadaan yang terakhir ini menjadi petanda bahwa infeksi masih aktip yang berarti bahwa penderita tersebut harus menjalani pengobatan dengan pemberian obat-obat antivirus.

 

PERJALANAN PENYAKIT HEPATITIS B.

 

Seperti diketahui ada 4 fase perjalanan penyakit hepatitis B kronik, yaitu fase awal yaitu fase imuntolerans sampai usia 20-30 tahun dimana HBV DNA tinggi, HBeAg-positip namun keadaan ini belum menggangu fungsi hati dimana Alt, Ast masih normal dan bahkan jika dibiopsipun hepatosit dan gambaran histologik masih normal. Fase kedua yaitu fase imun klirens dimana VHB mulai menyerang sel hati dan mengganggu fungsinya. Fase ini ditandai dengan HBV DNA mulai berfluktuasi, masih meninggi dan demikian pula nilai Alt dan Ast mulai meningkat berfluktuasi dan bisa terjadi keluhan dan gejala.

 


 

Dalam perjalanannya di fase 4 nilai HBV DNA akan makin menurun dan pada akhirnya mencapai kadar yang tidak terdeteksi. Demikian pula nilai Alt akan menjadi normal dan fase ini memasuki fase 3 yang ditandai penyakit menjadi reda dan menjadi baik dimana tidak terjadi keaktifan dan disebut sebagai fase pengidap HBsAg inaktip. Sepertinya perjalanana infeksi akan memasuki fase kesembuhan, namun beberpa penderita ternyata mengalami proses replikasi kembali, dan keadaan infeksi HB menjadi aktif kembali HBV DNA muncul kembali, Alt meningkat kembali. Fase ini disebut fase reaktivasi.

 

PENGOBATAN HEPATITIS VIRUS B KRONIK.

 

Siapa yang harus mendapat pengobatan? Dokter akan menganjurkan pengobatan apabila infeksi VHB bersifat aktip dan dilihat tanda-tanda bahwa virus sudah mulai memberikan gangguan dan kerusakan hati. Pengobatan dengan antivirus harus diberikan jika nila HBV DNA melebihi angka 20.000 IU/L (sama dengan > 100.000 /kopi/L)  pada penderita HBV kronik dengan HBeAg-positip.  Untuk penderita dengan HBV kronik dengan HBeAg-negatip, maka nilainya cukup hanya lebih 2000 IU/L  (atau 10.000 kopi/L) saja untuk bisa mulai diobati. Dengan angka HBV DNA seperti tersebut diatas kita sudah bisa menetapkan siapa yang masuk katagori yang harus diobati. Pertanyaan berikutnya adalah kapan penderita sebaiknya mulai harus  diobati. Salah satu prinsip yang harus diingat dalam kita mengobati hepatitis kronik adalah jangan terburu-buru latah segera memberi obat antivirus, pelajari dahulu dengan teliti dan analisa seperti disebutkan diatas, namun sebaliknya juga pengobatan jangan dimulai terlambat.

 

Saat yang paling baik pemberian pengobatan adalah jika fase perjalanan penyakit memasuki fase imuno klirens dimana nilai Alt dan Ast meningkat dan berfluktuasi  lebih dari 2 kali nilai batas atas normal. Jika keadaan ini menetap pada ulangan pemeriksaan maka pemberian pengobatan dapat segera dimulai. Saat lainnya dimana pengobatan harus diberikan yaitu pada fase 4, fase reaktivasi.dimana juga ditemukan kadar HBV DNA yang meningkat kembali dan demikian pula kadar Alt yang kembali meninggi.

 

Pada saat ini sudah terdapat kelompok obat antivirus 1) Interferon alfa (Interferon konservatif dan interferon pegilasi) dan 2) kelompok nukleosida/nukleotida analog( lamivudin, adefovir, entecavir, telbivudine, tenofovir yang telah disetujui oleh FDA. Semua, kecuali tenofovir sudah ada di Indonesia dan telah disetujui badan POM. Semua obat-obat tersebut diatas dalam pedoman APASL dapat dipakai sebagai obat-obat lini pertama. Dibawah ini dilampirkan algoritma pengobatan (Pedoman APASL).

 

TUJUAN PENGOBATAN

 

 

Tujuan pengobatan infeksi HB kronik adalah mengurangi risiko terjadinya komplikasi seperi progresi menjadi sirhosis hati dan kegagalan hati. Penderita dengan muatan virus jutaan dalam sepertiga kasus akan berkembang dalam waktu 1 dekade dibandingkan para penderita yang mereka yang hanya dengan muatan virus yang rendah (kurang dari 300 kopi virus permililiter), dimana kejadiannya hanya 4.5% saja.  

 

Obat yang sekarang dipergunakan adalah interferon dan nukleosida analog. Interferon alfa sudah dipergunakan untuk mengobati hepatitis B lebih dari 20 tahun. Interferon adalah suatu protein yang timbul secara alamiah yang dibuat oleh tubuh  oleh sel darah putih untuk memerangi infeksi virus. Selain  efek langsung sebagai antiviral, interferon mempunyai efek kedua, yaitu efek imuno moduloator yang dapat merangsang sistim imun tubuh untuk menghilangkan virus dari dalam tubuh. Dibandingkan dengan interferon alfa konvensional, interferon pegilasi (Pegintron dan Pegasys ) lebih memiliki keunggulan, dimana lebih unggul dan menyenangkan dalam pemberiannya yang hanya sekali dalam seminggu. Nukelosia / nukleotida analog (NAs) adalah bahan kimia buatan yang menyerupai Nukleosida/nukelotida yang dipergunankan dalam pembuatan DNA. Contoh obat-obat golongan ini adalah adefovir (hepsera), entecavir (Baraclude), lamivudine (Epivi-HBV, odin), telbivudine (Sebivo) dan tenofovir (Viread). Yang disebut terakhir belum masuk di Indonesia. Pada pendeita dengan HBeAg-positif NAs mengurangi virus sampai kebatas tidak terdeteksi pada 21% sampai 67% kasus. Test faal hati menjadi normal dalam 40% sampai 77% dan HBeAg menghilang dalam 12% sampai 22% setelah pengobatan 1 tahun. Hasil lebih baik pada kasus dengan HBeAg-negatip dimana HBV DNA tidak terdeteksi pada 50%-90%, normalisasi test faal hati.

 

Dibawah ini dituliskan algoritma pengobatan Hepatitis B-HBeAg-positif dan hegatif. Semua obat yang disebutkan diatas dapat dipergunakan sebagai obat lini pertama menurut pedoman APASL .

 

ALGORITMA PENGOBATAN HEPATITIS B KRONIK DENGAN HBeAg-POSITIF

 


 

Walaupun pedoman penatalaksanaan hepatitis B sudah banyak dibuat oleh berbagai organisasi profesi didunia, seperti AASLD (American Association for the Study of Liver Disease). EASL( European Association for the Study of Liver Disease), APASLD (Asian, Association for the Study of Liver Disease) dll, namun masih banyak hal yang sering belum dapat diselesaikan permasalahannya, dan seringkali penatalaksanaan harus bersifat individual.

 

 

PENUTUP

 

Hepatitis virus merupakan problem kesehatan yang besar dinegara berkembang. Di Indonesia 3 jenis hepatitis virus yang sangat penting, yaitu infeksi hepatitis A, B, dan C. Hepatitis A  menyebabkan morbiditas yang tinggi. Kejadian-kejadian luar biasa (KLB) masih sering dilaporkan, hal ini terjadi karena masalah higienis dan kebersihan lingkungan yang masih kurang baik. Dibeberapa tempat dilaporkan prevalensi yang sangat tinggi, dimana dilihat hampir 100% anak balita telah terinfeksi oleh virus hepatitis A. Hepatitis A pada usia balita tidak menimbulkan keluhan dan gejala dan seringkali tidak disadari, bahwa mereka sudah terkena infeksi. Sebaliknya pada usia yang lebih tua dan dewasa sering memberika keluhan dan gejala, dan seringkali membutuhkan perwatan. Infeksi hepatitis A sebenarnya dapat dicegah dengan sederhana yaitu dengan dibiasakan meminum dan makanan yang telah dimasak.  

 

Infeksi hepatitis B menjadi masalah besar di masyarakat, karena kejadian menahunnya yang sering tidak memberikan keluhan dan gejala, dan datang pada keadaan yang sudah lanjut. Deteksi awal dewasa ini dimungkinkan karena test laborotrium dengan mudah dapat menegakkan diagnosisnya dan obat-obatan pun sudah tersedia. Masalah yang serius adalah akses terhadap diagnosis awal untuk pemastian penyakit dan terhadap pengobatan sehingga para penderita dapat diobati sejak awal dan  dapat terhindar dari komplikasi yang berat dan susah diobatnya. Vaksinasi hepatitis B telah bisa dilakukan di Puskesmas dan secara cuma-cuma, yang seyogyanya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

 

Pacitan 10 Juli 2010.

----- End   

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

Berbagi Bersama Kami

banner

Partners

Media Sosial

 

Visitor Counter

mod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_counter
mod_vvisit_counterHari ini241
mod_vvisit_counterKemarin392
mod_vvisit_counterMinggu Ini1844
mod_vvisit_counterBulan Ini9613