banner
banner

Partners

banner
 
 

Artikel Bebas

Konstituen Print E-mail

Ditulis oleh : Edhie Purwanto (Ketua Yayasan Budi Lukmanto, Staf pengajar Universitas "BINA NUSANTARA")

Sebilah pedang di tangan seseorang bisa memiliki fungsi bermacam-macam. Mulai dari memotong semak-semak untuk merapikan halaman, bertahan dari binatang liar, sebagai hiasan di dinding rumah, sampai bisa digunakan untuk membunuh orang.. Begitu juga dengan pekerjaan bisa berfungsi bermacam-macam, mulai dari memberikan hasil standard, hasil yang dapat dibanggakan seperti hiasan, merugikan orang lain, semua tergantung manusia yang memegang pekerjaan tersebut.

Proses perjalanan karir dalam pekerjaan dan proses perjalanan kehidupan seseorang adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Bagaimana proses tersebut bergulir dan menghasilkan sesuatu, apakah itu baik atau buruk, sangat dipengaruhi oleh bagaimana dia memandang yang disebut dengan konstituen.
 
Konstituen dapat diartikan sebagai sekelompok orang yang menjadi perhatian seseorang ketika orang tersebut bekerja atau menjalani proses kehidupannya. Menjadi perhatian di sini adalah, apa yang dilakukan memberi dampak kepada sekelompok orang tersebut, jika ia bertindak positif maka konstituen mendapatkan manfaat yang positif, dan jika ia bertindak negative maka konstituen akan merasakan dampak negatf tersebut. Seseorang bekerja berdasarkan keyakinannya untuk siapa dia bekerja, siapa yang akan menerima hasil dari pekerjaan tersebut, baik hasil sebuah pekerjaan atau hasil dari perusahaan berupa gaji.  
 
 
Siapakah konstituen tersebut ?.  
 
1. Dirinya Sendiri
 
Setiap orang selalu menginginkan adanya peningkatan dalam dirinya, mereka butuh tantangan dan tentunya pengakuan jika terbukti mampu memberikan hasil yang lebih baik. Jika ia ingin memberikan yang terbaik bagi dirinya sendiri, maka ia akan memberikan kemampuan terbaik yang dimilikinya. Masalahnya banyak orang mengeluarkan hanya sebagian kemampuannya karena merasa yang diterimanya tidak sebanding dengan yang dikeluarkannya. Pola pikir ini adalah salah, jika ia menghargai dirinya sendiri maka selalu terbaik yang dihasilkan, yang akan diterima nanti akan mengikutinya.
 
2. Perusahaan
 
Perusahaan dimana seseorang bekerja tentunya menuntut suatu hasil yang sudah ditargetkan. Seseorang yang tidak mencapai target atau kinerja yang disyaratkan akan mendapatkan punishment berupa penilaian yang buruk dan memiliki dampak kepada peningkatan jabatan atau kenaikan gaji berkala. Masalahnya adalah kebanyakan pekerja tidak mau berfikir kreatif untuk membuat perusahaan berkembang atau maju tanpa dipacu oleh target, tanpa target mereka tidak bisa mengembangkan dirinya untuk menghasilkan yang lebih dari seharusnya, tidak bisa melihat bahwa perusahaan seperti sebuah ladang yang harus dirawat terhadap perubahan musim, hama dan bergejolaknya harga jual hasil lading tersebut. Tanpa target mereka bekerja seperti robot dan dalam pikirannya menunggu kapan akhir bulan untuk gajian. Ada istilah yang mengatakan, Jika tidak dipaksa tidak bekerja, jika tidak diawasi tidak produktif.
 
3. Keluarga
 
Konstituen ini juga menjadi bagian penting dalam mendukung seseorang dalam bekerja. Perhatian yang diberikan oleh keluarga menjadi suatu dorongan semangat yang kuat, menjadikan seorang pekerja yang memiliki tanggung jawab, karena tahu hasil dari ia bekerja diperuntukan kepada keluarga yang sudah mendukungnya. Seorang pekerja yang menjadikan keluarga sebagai konstituen akan menjadi pekerja yang smart worker, membagi waktu dengan baik sehingga peran nya sebagai pekerja dan perannya sebagai bagian dari keluarga menjadi seimbang. Menjadi suatu hal yang mubazir jika seorang bekerja mati-matian mengorbankan waktu lebih dari 12 jam sehari, memiliki penghasilan dan kedudukan yang lumayan namun keluarganya berantakan.  
 
4. Teman Sekerja
 
Konstituen ini seringkali terlupakan, bahkan sepertinya bukan sebagai partner tetapi sebagai  pesaing. Kerjasama team menjadi kunci keberhasilan di era sekarang, rasa kebersamaan menciptakan paradigma "kita", bukan paradigma "aku". Pola pikir bahwa jika seseorang melakukan suatu kesalahan yang bisa merugikan perusahaan, berakibat kepada seluruh karyawan termasuk keluarganya perlu sekali ditanamkan. Perusahaan ibarat pohon yang semua bisa merasakan buahnya, sesuatu yang merugikan sehingga buah berkurang tentu ada pihak yang tidak kebagian buah yang dihasilkan. Kecenderungan sekarang yang semakin tidak perduli terhadap teman sekerja harus dihilangkan.
 
 
Meminjam model Balance Score Card dari Norton dan Kaplan. 4(empat) konstituen tersebut sebagai perspektif yang menjadi ukuran keberhasilan seseorang. Maka dapat dilihat dari perspektif internal adalah konstituen diri sendiri dan keluarga, sedangkan perspektif eksternal adalah perusahaan dan rekan sekerja. Seseorang dikatakan berhasil baik jika 4(empat) perspektif atau konstituen dapat terpuaskan.
 

Akanlah menjadi lebih sempurna jika kita mampu menambah 1(satu) konstituen lagi, bisa diletakkan sebagai pusat maupun sebagai landasan 4(empat) konstituen di atas yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Dengan keinginan untuk memuaskan konstituen ke 5(lima) tersebut maka seseorang dalam bekerja akan memperhatikan norma-norma, menjadi tidak egois, rendah hati, mempertahankan kejujuran dan tetap menjaga nilai-nilai luhur lain yang dianutnya.

 

Kita bisa juga menambahkan konstituen lain dan mengatur prioritasnya, tetapi paling tidak 5(lima) konstituen tersebut sangatlah dekat dengan kita. Sudahkah kita meletakkan konstituen sebagai keyakinan kita dalam bekerja, semakin banyak orang memahami konstituen dan bagaimana membuatnya puas, maka sesuatu yang lebih baik akan kita dapatkan.

 

----- end

 

 

Berbagi Bersama Kami

banner

Partners

Media Sosial

 

Visitor Counter

mod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_counter
mod_vvisit_counterHari ini266
mod_vvisit_counterKemarin393
mod_vvisit_counterMinggu Ini1477
mod_vvisit_counterBulan Ini9246